Memahami Pribahasa Seperti Ilmu Padi Dari Dua Pemikiran
Memahami Pribahasa Seperti Ilmu Padi
Salam Hangat dan berbagi...
Penulis kali ini berkesempatan untuk mengajak kalian semua memandang dengan
cara yang berbeda atas sebuah pemahaman. Buat kalian yang saat ini berkeluarga.
Pasti, tidak asing dengan pribahasa “Seperti
Ilmu Padi, Semakin Tua Semakin merunduk atau Semakin Tua semakin Berisi”.
Pribahasa yang bercetak miring tersebut secara awam bisa kita maknai
sepintas lalu. Semakin tua, semakin merunduk = artinya orang atau manusia yang
sudah berumur pastinya akan menjadi orang yang bijaksana. Tahu akan sesuatu
kebaikan, kebenaran dan memiliki sebuah keyakinan yang kuat terhadap yang
diyakini nya.
Padi yang menguning |
Lalu, kelanjutan nya Semakin Tua, Semakin berisi = kita artikan bersama.
padi yang sudah tua atau matang akan berisi padi yang banyak dan siap untuk
dipanen. Dari pandangan yang berbeda muncul di masyarakat kita. Seperti ilmu
padi diartikan orang/manusia yang berkelebihan akan menjadi orang yang Rendah
hati. Bisa juga, Orang atau Manusia yang memiliki ilmu tinggi tidak akan
mengumbar kemampuan nya.
Dari pembahasan di atas. Penulis yakin memiliki pandangan yang sama atau pembaca
bisa menerima pemahaman tersebut. Saat ini penulis ingin menggaris bawahi
Pribahasa Seperti Ilmu padi dari sudut pandang berlawanan.
Era saat ini pribahasa bisa dimaknai berbeda dengan pemahaman awal, yang
artinya mengalami perluasan makna dan kajiaan nya pun disesuaikan dengan
disiplin ilmu yang berbeda.
Kita bahas yang pertama dari disiplin ilmu Sosial. Pribahasa tersebut bisa
kita maknai seperti ini. Manusia yang memiliki kemampuan/kelebihan akan menjadi
sosok yang rendah hati. Namun, di era sekarang manusia yang memiliki kemampuan
harus menunjukkan apa yang di punya nya. Kenapa? Ya, karena banyak manusia yang
tidak memiliki kemampuan atau kelebihan berani menunjukkan dirinya dari beragam
bidang. Alhasil, banyak lini sosial yang compang camping ketika orang yang
tidak berkompeten mendapatkan pengakuan atas kemampuan yang dia tidak miliki.
Kedua dari disiplin Ilmu ekonomi. Pribahasa tersebut bisa kita maknai
seperti ini. Orang atau manusia yang memiliki kekayaan akan menjadi pribadi
yang rendah hati. Namun, di era sekarang manusia yang memiliki kelebihan
ekonomi. Berdiri tegak, membusungkan dada. Berjalan angkuh. Jangan kan
merunduk. Untuk menyapa dan bertegur salam. Ia pun akan memilih-milih siapa
lawan bicaranya. Alhasil, muncul kesenjangan sosial.
Penulis ingin melanjutkan lagi dari disiplin ilmu yang lain. Mungkin, di
lain kesempatan akan penulis bahas. Baiklah kita akan menarik kesimpulan nya.
Dari dua disiplin ilmu tersebut. Banyak orang atau manusia sudah melepaskan
ikatan moral dari amanat yang disampaikan sebuah pribahasa. Alangkah indah
apabila dari segi sosial manusia menerapkan nya.orang yang berkualitas menjadi
pemimpin dan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Selanjutnya, dari ilmu ekonomi. Orang atau Manusia yang memiliki kekayaan
menjadi pribadi yang rendah hati. Ia tidak segan untuk merunduk bahkan
menjatuhkan bulir padi nya untuk sebuah manfaat bagi yang membutuhka. Sungguh indah
nya BERBAGI.
Jadilah Manusia yang bermanfaat. Bagikan sekecil mungkin kebaikan
merunduklah walau kau tak berisi. Jadilah pribadi yang selalu rendah hati dan
percaya diri.
Sekian... Sampai jumpa lagi di Pembahasan selanjutnya.
Ambil yang baik, kenali yang buruk untuk sebuah
kebenaran “ HALLEY KAWISTORO” 24/08/2017
Post a Comment for "Memahami Pribahasa Seperti Ilmu Padi Dari Dua Pemikiran"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.