3 Manfaat Perlunya Guru Menjadi Otoriter di Sekolah
3
Manfaat Perlunya Guru Menjadi Otoriter di Sekolah
Halley
Kawistoro
Salam
Hangat dan Hormat
Dunia
Pendidikan terus dituntut menjadi sebuah pondasi dalam peningkatan sumber daya
manusia. Banyak teori yang bergulir dengan tujuan meningkatkan dunia Pendidikan
Indonesia.
Tokoh
utama dunia Pendidikan adalah guru. Sebagai bintang, seorang guru harus
memberikan peforma terbaik dalam aktifitas utamanya, yaitu kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Stigma negative sering disematkan kepada seorang guru,
baik dari atasan, siswa, orang tua atau masyarakat. Jika guru melakukan sebuah
kesalahan yang dilakukannya baik sengaja ataupun tidak.
Derasnya
informasi, memberikan kita semua referensi tentang kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di seantero negeri. Jika seorang guru
melakukan sebuah kesalahan yang dianggap buruk. Maka, dengan mudah seantero
negeri menjadi hakim. Dengan mudahnya menganggap sebuah institusi Pendidikan
telah tercoreng. Setelah itu, meluas seperti ombak tsunami yang menganggap
semua guru bersalah. Walau, itu Cuma sekedar anggapan dari orang-orang yang
berpikiran kerdil.
Selain
itu, dunia pendidiakan punya banyak masalah kompleks yang terus berulang-ulang
dari tahun ke tahun. Isu Ujian nasional, masalah status guru, Pungutan liar di
sekolah, dan lain-lain. Namun, itu semua sering terbantahkan dengan berbanding
terbalik atas prestasi-prestasi yang didapat dalam dunia Pendidikan.
Guru
sebagai garis terdepan dalam dunia Pendidikan sering mendapat perlakuaan tidak
adil. Semua kesungguhan dan kerja keras nya masih dicibir dengan sebuah alasan
bernama administrasi. Jika guru seperti dokter yang bisa menyuntik mati
siswanya lalu berkata itu sudah kehendak yang di atas. Jika guru seperti seorang
polisi yang bisa memenjarakan siswanya dan berkata “anak ini melanggar aturan”.
Jika guru seperti seorang koki yang terus merubah siswanya sesuai selera dan
membuangnya jika gagal?
Sungguh
nasib guru berbanding terbalik dengan keadaan dan kesungguhan nya dalam
pengabdian. Untuk itu penulis berpendapat bahwa guru juga perlu sesekali
bersikap OTORITER dalam kegiatannya sehari hari. Otoriter yang berarti memiliki
kekuasaan dan bisa berlaku sewenang-wenang. Dianggap sangat diperlukan.
Otoriter
yang penulis maksud bukan tentang hal-hal yang negative dengan tujuan
keuntungan diri sendiri. Untuk itu baca uraiannya dibawah ini
1. Guru
Otoriter dalam manajemen kelas
Seorang
guru dalam administrasi kesehariannya sangat penting memiliki keberanian untuk
memutuskan sesuatu. Guru harus bisa menggunakan kewenangannya dalam membentuk
karekater siswa yang diharapkan. Manajemen kelas berarti guru mampu menguasai
kelas yang di ajarnya. Ya terkadang menjadi sebuah kelemahan seorang guru. Ia terpaksa
harus mengatur kelasnya dengan sebuah cara klasik yaitu menjadi otoriter yang
berarti sedikit memaksakan kehendaknya. Seperti menenangkan peserta didik yang rebut
atau mengarahkan peserta didiknya untuk melaksanakan latihan atau tugas yang
diberikan kepada peserta didik. Selain itu, ketika keadaan kelas sudah beku
atau kaku. Ada baiknya diperlukan Ice breaking dalam kelas yang bertujuan
membuat nyaman kembali peserta didik.
Saat di
dalam kelas, seorang guru adalah orang yang menjadi satu-satunya punya kewenangan
dalam kegiatan belajar mengajar. Semoga kita semua menjadi pendidik yang
Otoriter dalam mendidik siswa menjadi berkarakter tanpa perlu tindak kekerasan
dan bully terhadap peserta didik. Selain itu, kita menjadi seorang guru yang
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan selama proses belajar mengajar di
kelas. Teratur dan terencana dalam manajemen kelas.
2. Guru
Otoriter dalam mengatasi masalah Peserta didik
Kewenangan
seorang guru selanjutnya di uji dengan permasalahan peserta didik yang semakin
kompleks dan beragam. Guru bukan manusia yang paling tahu tentang peserta
didiknya. Tapi guru harus menjadi, Orang yang mau tahu tentang peserta
didiknya. Dimulai dari hal terkecil sampai hal yang dianggap mengganggu peserta
didiknya. Apapun masalah yang dihadapi peserta didiknya.
Bisa
saja masalah peserta didik tidak bisa diselesaikan dengan cara komunikasi
pesersuasif. Terkadang seorang guru juga mengambil dan perlu melakukan tindakan
otoriter yang selama ini banyak terjadi seperti. Seorang siswa yang melakukan
sebiah kesalahan membuat pernyataan atas apa yang telah dilakukan dan ia siap
menerima sanksi yang lebih tinggi/berat.
3. Guru
Otoriter dalam menentukan dan memutuskan
Poin
ketiga ini memposisikan seorang guru menjadi seorang yang paling punya wewenang
dalam apa yang terjadi di sekolahnya. Saat ia menjadi guru piket. Seorang guru
memiliki kewenangan memberikan sanksi kepada peserta didiknya. Seperti membuang
sampah pada tempatnya. Saat guru menjadi wali kelas, guru harus cekatan dalam
membina dan membimbing peserta didiknya.
Otoriter
yang dimaksud poin di nomor ketiga ini. Seorang guru harus mampu menempatkan
sesuatu pada tempatnya yang berarti. Guru bisa memutuskan sesuatu yang dianggap
penting jika dibutuhkan. Namun sebaliknya, guru juga harus bisa berkoordinasi dengan
atasan dan rekan sejawatnya. Sehingga tindakan yang dilakukan akan sesuai
dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
PENUTUP
Otoriter
seorang guru memiliki defenisi berbeda dengan makna aslinya. Apapun yang
dilakukan seorang guru harus sesuai dengan prosedur dalam menangani kelas dan
peserta didiknya.
Guru
sejatinya bisa menjadi Pemimpin, orang tua, dan sahabat bagi peserta didiknya.
Batasan yang terbaik adalah dengan melaksanakan pembelajaran terbaik secara
lemah lembut dan penuh kasih sayang. Serta tidak mencampur adukkan masalah
pribadi dan sekolah. Semua itu demi menjadikan guru sebagai ujung tombak dunia Pendidikan
yang mewujudkan generasi berkarakter dan berbudaya. Berilmu pengetahuan dalam
memasuki teknologi 4.0.
Jangan
menjadi guru yang tidak bisa memutuskan apa yang terbaik bagi peserta didiknya.
Kaku terhadap aturan dan menjadi pribadi yang hanya terpaku pada buku. Tanpa
memperdulikan realita yang terjadi di kelas dan masyarakatnya.
Semangat
dan jayalah Pendidikan Indonesia.
Hormat
Saya,
Penulis.
Post a Comment for "3 Manfaat Perlunya Guru Menjadi Otoriter di Sekolah"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.