Puisi Menunggu Janji Pemimpin
Puisi
Menunggu Janji Pemimpin
Salam
Hangat dan Hormat
MENUNGGU
JANJI PEMIMPIN
Oleh
: Halley Kawistoro
Menjelang
waktu di bilik pilihan
Suara-suara
kebebasan bertebaran di beranda media sosial
Gambar-gambar
janji memenuhi pikiran
Disertai
sesekali bunyi kegelisahan
Dimanakah?
Kita harus berdiri
Ketika
yang memberi janji satu orang
Sedangkan
jutaan lainnya mengharapkan
Dimanakah?
Kita harus mencari
Ketika
satu orang memberi makan
Sedangkan
jutaan lainnya kelaparan
Dimanakah?
Kita harus tinggal
Ketika
satu orang berada di Sebuah Istana
Sedangkan
jutaan lainnya panas dan kehujanan
Mau
kemana kita?
Setelah
semua telah tercapai.
Jutaan
lainnya hanya kenangan
Kembali
seperti semula.
Sebuah
hari untuk masa depan sebuah negeri
Dimana
tanahnya telah tergadai
Dimana
udaranya telah ditukar
Dimana
airnya telah dijual
Dimana
manusianya?
Hilang
dalam bilik suara menerima sebuah janji
Hilang
dalam bilik suara masih dalam sebuah mimpi
Hilang
dalam bilik suara lalu membisu setelahnya
Menerima
secuil harapan yang akan dikubur massal
Dalam
pemakaman kebohongan.
Mari
kita menunggu janji-janji pemimpin
Yang katanya
saudara
Yang katanya
seiman
Yang
katanya satu suku
Yang katanya
sama Bahasa
Yang katanya
menyatu dalam wilayah
Yang katanya
Nasionalis
Tetapi
mengiris-ngiris semua kekayaan negeri ini
Membagikannya
Pada bangsa lain.
Demi pribadi,
kelompok, dan golongan
Dengan
ukuran anak tangga yang bertingkat-tingkat
Siapa
yang paling atas, menggunung dengan kekayaan dan kebahagiaan
Sedangkan
anak tangga paling bawah, adalah kemiskinan yang meregang nyawa.
Menunggu
janji pemimpin pada sebuah hati
Sebuah
pilihan yang nyatanya karena alasan pribadi
Tak lebih
dari itu.
Cukuplah
diri sendiri yang tahu
Jangan
juga mengancam dan memaksa yang tak sependapat
Sampai
harus terhukum sosial dan keyakinannya.
Di sebuah
negeri yang engkau dan aku sebut NKRI
Bilangnya
harga mati. Tetapi menjadi negeri jual beli
Atas sebuah
janji yang tidak pernah utuh ditepati
Sebuah
janji yang akan selalu ditunggu.
Semua
manusia di pelosok negeri.
Kapankah?
kita semua bisa Hidup dan mati di atas sebuah negeri
Menerima
janji yang menjadi nyata.
Pesan
Puisi
Selamat
memberikan hak pilih di bilik suara anda. Bebas untuk memilih dan bebas untuk
berpendapat karena itu adalah inti semangat dari reformasi 1998. Jangan jadi
penjajah atas sebuah pikiran yang dipaksakan kepada orang lain yang berbeda
pilihan. Jika kita dalam perbedaan. Jangan pernah jadi sebuah alasan untuk
membenci satu sama lain.
Setelah
ini selesai. Kita kembali biasa dalam semua canda dan berkumpul di sebuah
perjamuan dengan doa dan harapan yang terus kita bangun untuk sebuah masa depan
Bersama.
Hormat
saya,
Halley
Kawistoro
Post a Comment for "Puisi Menunggu Janji Pemimpin"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.