3 Genre Puisi Indonesia: Sebagai Pendapat Forum Diskusi PPG Bahasa Indonesia
3 Genre Puisi Indonesia: Sebagai Pendapat Forum Diskusi PPG Bahasa Indonesia
Berikut Ini 3 Genre yang saya
bahas dalam kegiatan PPG Bahasa Indonesia. Semoga bisa menjadi bacaan bagi anda
semua.
3 Genre Puisi Indonesia |
1. Puisi lama
Puisi lama telah lahir sebelum
kesusastraan Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Masyarakat pada
masa itu yang cenderung statis dan bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi
yang sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung rima,
memiliki jumlah larik tertentu, bahkan juga ditentukan jumlah suku kata dalam
satu larik terutama dalam pantun. Ada beberapa jenis puisi lama yang patut Anda
ketahui, yaitu: mantra, bidal, pantun, karmina, talibun, seloka, gurindam, dan
syair, yang sampai saat ini masih dikenal masyarakat terutama pantun, gurindam,
dan syair.
2. Puisi baru
Puisi baru banyak mendapat
pengaruh dari kebudayaan Eropa. Puisi ini lahir pada masa penjajahan
Belanda, dengan demikian sulit dielakkan
adanya pengaruh kebudayaan Eropa terhadap puisi baru. Masih terdapat persamaan
bentuk antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu masih terikat pada jumlah
larik dalam satu bait. Namun jumlah suku kata dan kata dalam setiap larik,
jumlah bait, serta rima, sudah tidak lagi terikat oleh aturan yang ketat.
Ada beberapa perbedaan yang
tampak antara puisi lama dengan puisi baru. Apabila pada puisi lama bersifat
anonim, maka dalam puisi baru nama penyair sudah mulai dimunculkan. Bentuknya
tertulis rapi dengan tipografi simetris atau rata tepi.
Berdasarkan isinya puisi baru
terbagi atas: balada, himne, romansa, ode, epigram, elegi, dan satire.
pembagian puisi baru berdasarkan bentuknya. Ada 8 jenis puisi baru yang patut
Anda ketahui, yaitu: (1) Distichon atau sajak 2 seuntai yaitu puisi baru yang
pada setiap baitnya terdiri atas 2 larik, (2) Terzina atau sajak 3 seuntai,(3)
Quatrain atau sajak 4 seuntai, (4) Quint atau sajak 5 seuntai, (5) Sextet atau
sajak 6 seuntai, (6) Septima atau sajak 7 seuntai, (7) Stanza/Octav atau sajak 8 seuntai, dan (8) Soneta atau
sajak 14 seuntai.
3. Puisi modern
Puisi modern bercirikan bentuk
puisi yang bebas dari aturan, baik bentuk maupun aturan isi. Dalam puisi modern
ada yang hanya memiliki beberapa kata atau bahkan hanya terdiri atas satu
kalimat saja. Puisi modern memang lebih mementingkan isi dibandingkan dengan
bentuk. Namun bentuk fisik puisi atau tipografi yang dibuat secara khas oleh
penyairnya itu, digunakan untuk mendukung isi puisi.
Puisi modern dapat digolongkan
berdasarkan cara pengungkapan penyair, yaitu puisi epik, puisi lirik, serta
puisi dramatik. Puisi epik yang mengandung cerita kepahlawanan atau wiracarita,
balada, dan romance. Puisi lirik
mengandung curahan rasa, luapan batin, dan suasana hati, sebagai cetusan isi
hati penyairnya. Puisi dramatik berupaya mengungkapkan suasana atau peristiwa
tertentu dan analisis akulirik tentang peristiwa yang dihadapi.
Selain itu pada puisi modern
biasanya lebih mementingkan isi dibandingkan bentuknya, karena pada puisi modern dapat pula diklasifikasikan
berdasarkan keterbacaannya, yaitu menggolongkan puisi berdasarkan tingkat
kemudahan dalam memaknainya. Berdasarkan keterbacaannya, penggolongan puisi
terdiri dari :
Puisi diafan, yang mana pada
puisi ini pengimajian dan bahasa figurative yang bersifat kiasan pada puisi ini
sangat sedikit. Bahasa yang digunakan cenderung sama dengan bahasa sehari-hari,
sehingga secara struktural sangat mudah untuk dipahami maknanya, puisi ini
disebut juga dengan puisi polos.
Puisi prismatis, pada puisi
ini penyair mampu menyelaraskan diksi (pilihan kata) yang digunakan dengan
berbagai majas dan pengimajian. Sebenarnya memang tidak terlalu mudah untuk
dapat menafsirkan makna puisi ini, tapi jika dikaji lebih dalam masih apat
ditelusuri maknanya.
Puisi gelap, pada puisi ini
banyak menggunakan kata kias serta bahasa yang bersifat individual. Tetapi pada
puisi yang terlalu banyak mengandung majas juga dapat menjadi puisi gelap.
Disebut puisi gelap karena sulit untuk menafsirkannya.
Berdasarkan penjabarannya
pendapat saya secara umum sebagai berikut:
Puisi Lama memiliki aturan
tersendiri dalam struktur penulisannya. Penyampaiannya melalui bahasa tutur
pembacanya. puisi lama cenderung disampaikan dari mulut ke mulut. selain itu,
masalah yang disampaikannya memiliki tujuan tersendiri di dalam kehidupan. ada
tema tertentu dalam penulisannya yang ingin menyampaikan tentang
masalah-masalah kehidupan dan keseharian yang terjadi. contohnya pantun yang
ingin menyampaikan gejolak sosial yang terjadi di sebuah lingkungan.
Puisi Baru berkembang
merupakan pengaruh dari kebudayaan eropa. pada puisi baru penyair telah
dimunculkan. artinya sebuah karya puisi telah memiliki penulis yang ingin
menyampaikan puisinya sebagai sebuah karya yang dapat dinikmati oleh pembaca
dan orang lain.
Puisi Modern mementingkan isi
dalam menyampaikan maksud dalam karya puisinya. selain itu tipografi dalam
penulisan menjadi ciri khas penulisnya. puisi modern sebagai bentuk dari
bebasanya aturan dalam kepenulisan puisi. selain itu secara garis besar dalam
menyampaikan masalahnya. penulisan di dasari dari pengungkapan, keterbacaan,
dan tempat pembacaannya. artinya puisi modern sebagai genre yang akan tetap
bertahan sebagai bentuk puisi yang berlaku dalam dunia kepenulisan puisi.
Semoga Bermanfaat.
Post a Comment for "3 Genre Puisi Indonesia: Sebagai Pendapat Forum Diskusi PPG Bahasa Indonesia"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.